Oleh : Rizal Iskandar Md
Pemimpin Redaksi RNO
THE REAL NEWS ONE -
"Pendidikan tanpa jiwa" menjadi fenomena nyata di negeri ini. Sekolah lebih fokus pada target kurikulum dan nilai ujian, sementara karakter siswa terabaikan. Guru kehilangan otoritas moral, dan orang tua lebih sibuk membela anak daripada mendidiknya.
Siswa cakap berteknologi, tapi miskin empati dan tatakrama terhadap guru dan orang tua. Fasih berdebat, tapi kering sopan santun. Apakah ini hasil dari pendidikan yang hanya menghafal dan mengukur angka ?
Sistem kurikulum ataukah minim moral para pendidik ? Pemerintah perlu menghidupkan kembali pendidikan yang berjiwa, dengan menekankan etika kepedulian, kasih, tanggung jawab, dan empati.
Pendidikan bukan sekadar menyiapkan siswa untuk bekerja, tapi untuk hidup bermartabat. Jika pendidikan terus berjalan tanpa roh, maka yang mati bukan hanya esensi sekolah, tapi masa depan bangsa kita sendiri.
Pemerintah harus tegas perlu mereformasi sistem pendidikan yang lebih mencintai angka daripada akhlak. Guru harus menjadi sosok panutan yang dihormati, dan orang tua harus lebih peduli dalam mendidik anak.
Dinas Pendidikan dan melalui para pendidik harus menciptakan pendidikan yang berjiwa, yang menekankan karakter dan moralitas. Sehingga, dapat melahirkan generasi yang cerdas, berakhlak, dan bermartabat.
Apakah sekolah masih mendidik manusia, atau hanya mencetak angka ? Jika pendidikan terus berjalan tanpa roh, maka yang mati bukan hanya esensi sekolah, tapi masa depan bangsa kita sendiri.
Penulis menyoroti, perlu bekerja sama untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan berakhlak. Guru, orang tua, dan pemerintah harus bekerja sama untuk menciptakan generasi yang cerdas dan bermartabat.**RNO


