Oleh Dr. Al Chaidar Abdurrahman Puteh
Dosen Antropologi, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh
THE REAL NEWS ONE - Affan Kurniawan adalah seorang pengemudi ojek online (ojol) mitra Gojek. Ia meninggal dunia setelah dilindas oleh kendaraan taktis (rantis) Brimob. Ayah Affan bernama Zulkifli, yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), sementara ibunya bernama Herlina, yang berasal dari Lampung. Meskipun orang tuanya berasal dari Bima dan Lampung, Affan lahir dan besar di Jakarta. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.
Pihak keluarga menyatakan bahwa Affan adalah tulang punggung keluarga. Insiden yang menewaskan Affan terjadi pada hari Kamis, 28 Agustus 2025, di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, di tengah-tengah demo yang menuntut keadilan oleh rakyat. Saat kejadian, Affan diketahui sedang mengantarkan pesanan makanan.
Divisi Propam Polri telah melakukan pemeriksaan terhadap tujuh anggota Brimob yang berada di dalam kendaraan taktis tersebut. Terungkap bahwa rantis itu dikemudikan oleh Bripka R. Tujuh anggota Brimob yang terlibat telah melanggar kode etik kepolisian dan dikenakan patsus (penempatan khusus) selama 20 hari.
Pihak keluarga mempercayakan penyelesaian kasus hukum sepenuhnya kepada pihak kepolisian setelah berbincang dengan Kapolri. Kematian Affan memicu unjuk rasa susulan yang melibatkan ratusan pengemudi ojek online dan mahasiswa di berbagai daerah, seperti di depan Mako Brimob Kwitang, Polda Metro Jaya, dan DPRD Sumatera Utara.
Tuntutan utama para demonstran adalah agar pelaku dihukum seberat-beratnya, adanya reformasi menyeluruh di tubuh Polri, dan menuntut Kapolri untuk mundur atau diganti. Berbagai pihak, termasuk Presiden Prabowo Subianto, Ketua DPR Puan Maharani, Gubernur Jakarta Pramono Anung, dan Menteri Agama, menyampaikan duka cita mendalam atas insiden ini.
Presiden Prabowo Subianto juga menjamin bahwa keluarga Affan akan mendapatkan bantuan dan kehidupan yang layak, termasuk bantuan berupa rumah.
Menteri Agama mendoakan agar Affan Kurniawan meninggal sebagai syuhada. Kapolri Listyo Sigit Prabowo juga telah meminta maaf kepada keluarga Affan dan keluarga besar ojek online. Ia memastikan kasus akan diusut tuntas dan transparan.
Situasi di berbagai daerah di Indonesia memang dilaporkan memanas setelah kematian Affan Kurniawan. Kematiannya, yang dilindas kendaraan taktis Brimob saat tengah bekerja mengantar pesanan, memicu kemarahan publik. Hal ini mendorong gelombang protes dan kerusuhan di beberapa kota besar.
Unjuk rasa yang menuntut keadilan untuk Affan meluas ke berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Jambi, Surabaya, Padang, Solo, Medan, Semarang, dan Makassar. Di beberapa lokasi, demonstrasi berubah menjadi ricuh. Terjadi pembakaran fasilitas umum dan kendaraan, termasuk halte TransJakarta di Jakarta dan beberapa mobil.
Di Makassar, insiden pembakaran kantor DPRD dilaporkan menelan tiga korban jiwa. Aksi anarkis juga terjadi di Polsek Jatinegara, Jakarta Timur, di mana pagar dan kendaraan hangus dibakar.
Para demonstran, yang terdiri dari pengemudi ojek online, mahasiswa, dan masyarakat, tidak hanya menuntut hukuman berat bagi pelaku, tetapi juga reformasi total di tubuh Polri dan pengunduran diri Kapolri.
Saat ini, pihak kepolisian dan pemerintah berupaya untuk meredam situasi dan menjamin kasus ini akan diusut secara tuntas dan transparan. Presiden Prabowo Subianto telah menyatakan duka cita mendalam dan berjanji akan menjamin kehidupan keluarga Affan.
Kematian Affan Kurniawan memicu perdebatan yang lebih luas di kalangan intelektual dan publik. Sejumlah pihak melihat insiden ini sebagai puncak dari masalah struktural di Indonesia, seperti ketidaksetaraan, penegakan hukum yang tidak adil, dan korupsi.
Peristiwa ini telah menjadi momentum bagi sebagian kalangan untuk mendesak Presiden Prabowo Subianto agar mengambil langkah-langkah drastis guna mewujudkan perubahan mendasar di Indonesia. Tuntutan-tuntutan ini menunjukkan bahwa ada rasa ketidakpuasan yang mendalam terhadap kondisi politik dan hukum saat ini.**